Kasus penderita hepatitis banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, biasanya pasien berobat ketika sudah dalam kondisi kritis. Hal tersebut terjadi karena terlambatnya diagnosis. Keterlambatan diagnosis itu terjadi karena penyakit tersebut tidak menunjukkan gejala dan tanda klinis yang jelas, serta penderita juga kerap tidak merasakan atau menyadarinya. Selain itu, penyakit ini luput dari diagnosis dokter umum dan dokter puskesmas karena kurangnya pemahaman dan kemampuan dokter.
Fakta di lapangan juga mencatat bahwa sebagian besar masyarakat masih kurang peduli dan mengerti akan penyakit ini. Masyarakat banyak yang tidak tahu kalau sudah terinfeksi penyakit ini. Kalapun ada yang sudah tahu, mereka merasa tidak perlu berobat. Oleh karena itu pula, Anda harus lebih tahu dan mengenal penyakit hepatitis dan cara deteksi dini hepatitis.
Jika hepatitis yang diderita seseorang berkembang menjadi sirosis atau kanker hati, pengobatan akan sangat mahal. Oleh karena itu, pendeteksian dini sangatlah penting, terutama untuk virus hepatitis C agar tidak terjadi penularan dari orang dewasa ke orang dewasa lain melalui kontak darah atau dari ibu ke bayi yang akan dilahirkannya.
Tindakan preventif yang tidak kalah penting untuk hepatitis B adalah vaksinasi hepatitis B. Infeksi hepatitis B saat dewasa kemungkinan berkembang menjadi penyakit hati menahun, sirosis, atau kanker hati sekitar 5%. Sebaliknya, infeksi virus hepatitis B yang terjadi saat lahir, resiko menjadi parah sekitar 95 %. Karena itu pula, cakupan vaksinasi hepatitis B bagi bayi sangat penting. Sementara untuk hepatitis C belum ada vaksinasinya. Sayangnya, sampai saat ini masih banyak masyarakat yang belum diimunisasi hepatitis. Padahal, dengan imunisasi ini, angka kejadian penyakit dapat menurun signifikan.
Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melindungi diri Anda dari infeksi hepatitis B dan C.
- Periksa kesterilan jarum yang digunakan untuk menindik telinga dan bagian tubuh lain, tato, akupunktur, maupun elektrodialisis.
- Hindari penggunaan jarum suntik secara bersama-sama dengan orang lain.
- Hindari penggunaan secara bersama/bergantian gunting kuku, pisau cukur, sikat gigi, dan benda-benda lain yang mungkin kontak dengan darah.
- Lakukan pemeriksaan berkala terhadap hepatitis B dan C jika Anda adalah orang-orang yang berisiko tinggi, misalkan tenaga kesehatan atau pernah menerima transplantasi organ, transfusi darah, bertukar jarum suntik, seks tanpa pengaman, dan lain-lain.
- Apabila hati Anda telah mengalami kerusakan, ada beberapa cara untuk menjaga agar perusakan hati tidak berlanjut. Segeralah berkonsultasi dengan dokter atau profesional medis mengenai kondisi Anda.